Mengemis, sudah tidak asing lagi kita jumpai di berbagai tempat, terutama di perempatan jalan banyak sekali dijumpai oleh kita mulai dari anak-anak sampai dengan manula. Ini sudah tradisi yang bahkan sudah menjadi budaya. faktor ekonomi yang menjadikan salah satu mereka lebih baik mengmis mengharap belas kasih dibanding bekerja. "MALAS" mungkin itu satu kata yang biasa orang beri pandangan kepada mereka. mengemis dan haya meminta-minta saja tanpa bekerja sedikitpun, hanya mengandakan baju compang camping dan tempat untuk menadah uang mereka.
Bahkan banyak dijumpai sekarang pula kampung-kampung yang berprofesi sebagian besar warganya sebagai pengemis, yang di dominasi kebanyakan ialah oleh wanita manula. Miris memang melihat mereka. Misalkan saja warga Pragaan Daja Sumenep mereka sebenarnya mampu tetapi mereka menjadikan pengemis sebagai mata pencaharian. Tak jarang lagi pengemis sekarang banyak yang kaya di kampunya hasil dari mengemis.
banyak dari pengemis beranggapan bahwa apa yang mereka kerjakan halal daripada harus mecuri atau merampok, padahl apa yang mereka pikir itu salah, "TANGAN DIATAS LEBIH BAIK DARIPADA TANGAN DIBAWAH". Bukankan lebih baik mereka bekerja? mendapat uang dari hasil kerja keras yang nyata.
Satu lagi fakta yang salah yaitu bagi mereka yang masih kecil sementara harus mulai mengemis karna paksaan orang tuanya, itu adalah salah besar, mereka tidak sepatutnya diajarkan mengemis sedangkan usia mereka masih sangat muda dan masa depan mereka masih panjang. itu akan terbawa sampai mereka dewasa nanti didik menjadi PEMALAS. Seharusnya mereka bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak dan seharusnya pemerintah lebih melihat dan menaggungi anak-anak yang kurang mampu terutama bagi mereka yang terlantar di pinggir jalan.
sumber: www.google.com
Apapun alasan mereka yang menjadikan pengemis sebagai mata pencaharian mereka itu hukumnya haram.
BalasHapusDan kita juga tidak bisa menyalahkan mereka , karna itu sudah menjadi tradisi .
Aku cuman kasian ama mereka , karna nanti diakhirat akan diminta pertanggung jawaban.