Jumat, 15 Maret 2013

PSIKOTERAPI

sumber gambar: https://www.google.com/search


Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni "psyche" yang artinya jelas dan "therapy" yang dalam Bahasa Yunani berarti "merawat" atau "mengasuh" sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya yaitu:

"perawatan terhadap aspek kejiwaan"

Dalam Oxford English Dictionary perkataan psychotherapy tidak tercantum, tetapi ada perkataan "psychotherapeutic" yang di artikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknis psikologis untuk melakukan intervensi psikis.
dengan demikian perawatan menggunakan teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum menggunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.
sementara pengertian psikoterapi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:


  1. Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.
  2. Menurut Whitaker dan Malone (1953), psikoterapi adalah semua upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi


banyak contoh kasus yang menunjukan adanya perbedaan tujuan dalam psikoterapi, dan karena itu juga ada kekhususan penggunaan metode, sistem, dan teknik yang dipakai. berikut ini akan diuraikan beberapa tujuan dalam psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya:

  1. Tujuan psikoterapi menggunakan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama. 
  2. Tujuan psikoterapi mengunakan teknik Gesalt menurut Corey (1991) adalah memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. untuk merangsangnya menerima tanggung jawab.
Menurut Masserman (dalam Maulany, 1997) telah melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
  1. Peran sosial (“martabat”) psikoterapis               5.  Re-edukasi
  2. Hubungan (persekutuan terapeutik                    6.  Rehabilitasi
  3. Hak                                                               7.  Resosialisasi
  4. Retrospeksi                                                    8.  Rekapitulas
Dalam psikoterapi banyak orang beranggapan bahwa metode dalam psikoterapi sama dengan metode yang digunakan dalam konseling. Dalam buku Psikologi Konseling, tahun 2003 dikatakan perbedaan seperti berikut:
  1. Konseling umumnya berkenaan dengan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan psikoterapi orang yang mengalami gangguan psikis.
  2. Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran jangka panjang.
  3. Konseling lebih terstruktur dan terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan konkret. Sedangkan, psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih jauh.
Para ahli seperti Gay.S.Belkin juga mengemukakan perbedaan antara psikoterapi dengan konseling, menurutnya pengertian antara keduanya yaitu Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis.sementara konseling lebih fokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan, sedangkan psikoterapi fokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.

Contoh kasus psikoterapi pada penderita Mental Ilines bahwa penderita dapat menerima beberapa metode atau sistem terapi yang akan dijalani. berikut adalah pendekatan-pendekatan dalam psikoterapi yang akan diberikan pada penderita Mental Ilines:
  1. Behavioristik: Menurut Ellis (Subandi dalam Tooyibi, M & Ngemron, M) , pendekatan yang cukup dekat dengan behavioristik adalah pendekatan kognitif, yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dan dikuantifikasi.
  2. Humanistik: Pendekatan ini sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang
  3. Pendekatan Psikoanalisa: Banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia.
Menurut Nietzel (1998) dapat dilakukan secara individual dan dilakukan dengan orientasi sosial, yakni merupakan psikoterapi dalam kelompok (group therapy) bersama pasangan dan keluarga.
Adapun ciri utamanya yaitu :
  1. Dari segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
  2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
  3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Sumber:

Mashudi, F. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD.


Buku Psikologi Klinis, Suprapti Slamet I.S- Sumarmo Markam.


Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar